Serangan hama tikus di Desa Kumpulrejo Kecamatan Kaliwungu semakin menggila. Setidaknya 15 hektar Lahan sawah yang mulai ditanami padi rusak diserang hama tikus.
Dalam upaya mengendalikan populasi tikus yang merugikan, Pemerintah Desa Kumpulrejo Kecamatan Kaliwungu melaksanakan kegiatan gropyokan tikus dengan memanfaatkan metode tradisional yang efektif.
Gropyokan merupakan pengendalian tikus dengan cara mekanis yakni memburu langsung tikus yang berada pada lubang-lubang aktif dengan melakukan pengasapan atau membongkar lubang-lubang aktif yang memang dicurigai adanya tikus. “Tikus yang keluar dari lubang akan diburu dan dimatikan dengan cara pukul,”
Dalam kegiatan gropyokan tikus ini, digunakan alat tradisional dan petasan asap tikus yang dibantu Oleh Balai Penyuluh Pertanian (BPP ) Kaliwungu. Dikatakan Kades, kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi populasi tikus yang merusak hasil pertanian.
"Kami melaksanakan gropyokan tikus sebagai upaya pengendalian yang aman dan efektif. Metode ini telah digunakan secara turun temurun oleh masyarakat lokal,Kelompok Tani Beserta KKN UIN Semarang dan hasilnya terbukti sangat efektif," imbuhnya, Pelaksanaan Kegiatan tersebut Pada Hari Senin, Tanggal 22 Juli Tahun 2024.
Pihaknya, juga menekankan pentingnya menggunakan metode pengendalian tikus yang tidak berbahaya dan tidak melanggar hukum. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak menggunakan aliran listrik atau metode lain yang berpotensi membahayakan keselamatan mereka sendiri.
"Pemakaian aliran listrik dalam pengendalian tikus sangat berbahaya dan melanggar hukum. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh masyarakat untuk mengadopsi metode tradisional yang aman seperti gropyokan tikus," terangnya.
Kearifan lokal ini menjadi contoh nyata bagaimana tradisi dan pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi dapat memberikan solusi praktis dalam menghadapi permasalahan di lingkungan sekitar.
Dipost : 21 Agustus 2024 | Dilihat : 103
Share :